Pada pembahasan kali ini, teman-teman akan menggali secara lebih mendalam seluk-beluk negosiasi adalam bidang kewirausahaan dan seni melakukannya
Negosiasi itu apa hayo? nah, negosiasi itu bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara-cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak. Negosiasi juga dapat terjadi sebagai tanggapan terhadap usulan program dari pihak pertama kepada pihak kedua. Sebagai contoh, sebuah organisasi sosial sebagai pihak pertama mengajukan usulan program tentang pemberdayaan usaha rumah tangga di wilayah kecamatan tertentu kepada pemerintah kabupaten sebagai pihak kedua. Agar usulan itu menguntungkan kedua belah pihak, wakil dari setiap pihak perlu bertemu untuk melakukan negosiasi.
NEGOSIASI DAN CARA MELAKUKANNYA:
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata.
Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama. Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-butir yang sama sehingga akhirnya kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama. Sebelum negosiasi dilakukan, perlu ditetapkan terlebih dahulu orang-orang yang menjadi wakil dari setiap pihak. Selain itu, bentuk atau struktur interaksi yang direncanakan juga perlu disepakati, misalnya dialog langsung atau melalui mediasi.
Serangkaian tindakan dilakukan agar negosiasi berjalan lancar. Tindakan tersebut adalah:
1. mengajak untuk membuat kesepakatan
2. memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan
3. membandingkan beberapa pilihan
4. mmperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan
5. mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama
6. menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi
Selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara-cara yang santun. Cara-cara itu dapat ditempuh dengan:
1. menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis
2. mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak
3. mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak
4. mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing
5. memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah pihak
Berikut ini adalah sebagian ciri negosiasi apabila dilihat dari segi isinya.
1. negosiasi menghasilkan kesepakatan
2. negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
3. negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian
4. negosiasi mengarah kepada tujuan praktis
5. negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama
struktur untuk teks negosiasi yaitu Pembukaan^isi^penutup nah, kalau dalam bentuk negosiasi antara karyawan dan pengusaha itu struktrunya Orientasi^Permintaan^Pemenuhan^Penawaran^Persetujuan^Pembelian^Penutup nah klau dalam negosiasi antar pengusaha dengan pihak bank strukturnya adalah Orientasi^Pengajuan^Penawaran^Persetujuan^Penutup. nah, ini hanya sekedar info untuk pembeda saja :)
Selanjutnya teks negosiasi itu memiliki pasangan tuturan yaitu sebagai berikut:
1. mengucapkan salam-membalas salam
2. bertanya-menjawab/tidak menjawab
3. meminta tolong-memenuhi/menolak permintaan
4. meminta-memenuhi/menolak permintaan
5. Menawarkan-menerima/menolak tawaran
6. Mengusulkan-menerima/menolak usulan, dan sebagainya
Dalam dunia usaha, kegiatan negosiasi lazim dilakukan. Pada skala besar, negosiasi dapat dilakukan antara negara satu dan negara lain.. Pada skala kecil, negosiasi hanya berlangsung antara pelaku usaha satu dan pelaku usaha yang lain.
Berikut adalah contoh dari teks negosiasi, selamat membaca...:)
Penjual : Good morning, Mam. Selamat pagi
Pembeli : Selamat pagi
Penjual : Mari, mu beli apa?
Pembeli : Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
Penjual : Ya, ada. di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?
(penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
Pembeli : Yang sedang saja. Yang terbuat dari kuningan ada?
Penjual : Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, dibuat dari kayu. Yang dari kuningan habis
Pembeli : Ya, dari kayu tidak apa-apa
(patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
Penjual : Bagus itu , Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir
Pembeli : Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
Penjual : Tiga ratus ribu.
Pembeli : Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?
Penjual : Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.
Pembeli : Tidak mau. Kalu boleh, dua ratus lima puluh ribu
Penjual : Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
Pembeli : Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
Penjual : Ya, sebenarnya ini beum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?
Pembeli : Tidak. Itu saja. Ini uangnya
(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas)
Penjual : Ya, terima kasih
Pembeli : Terima kasih. Bye bye
Penjual : Have a nice day.
(pembeli pergi meninggalkan kios itu)
KESALAHPAHAMAN
Resepsionis : Selamat siang. Bapak memerlukan bantuan kami?
David : Maaf, saya kira telah terjadi kesalahan pada tagihan kami. Kami tidak makan malam disini tadi malam.
Resepsionis : Mohon maaf, Bapak ! Tagihan ini berasal dari restoran hotel ini. Disini terdapat tanda tangan Bapak.
David : Tetapi, itu bukan tanda tangan saya. Saya akan berbicra dengan manajer.
Resepsionis : Maaf, Bapak ! Manajer sedang sibuk.
David : Ya, tetapi saya harus menjelaskan persoalan ini kepada manajer Saudara.
Resepsionis : Maaf, Bapak. Ini tagihan dari restoran dan tanda tangan ini adalah tanda tangan Bapak. Berarti Bapak dan istri Bapak makan di restoran ini tdi malam.
David : Maaf, izinkan saya bertemu manajer Saudara. Saya harus berbicara dengannya.
Resepsionis : Ya, mohon ditunggu.
Setelah David berada di ruang manajer.
Manajer : Bapak Mengajukan keluhan tentang tagihan itu, Pak?
David : Ya, saya kira telah terjadi kesalahan tagihan untuk saya. Kami berdua tidak makan malam di restoran hotel ini. Kami makan malam di restoran seberang jalan karena restoran ini tadi malam penuh.
Manajer : Tetapi, tanda tangan ini seperti tanda tangan Bapak.
David : Bukan. Ini bukan tanda tangan saya.
Manajer : Coba saya cek sekali lagi. Oh, maaf. Saya mohon maaf. Ada orang lain lagi yang bernama David, sama dngan nama Bapak. Beliau bersama istrinya makan malam di restoran hotel ini tadi malam. Jadi, itu bukan Bapak. Saya betul-betul mohon aaf atas kesalahpahaman ini.
David : Ya, Tidak apa-apa.
(diadaptasi dari Encounters Part B, 1987: 102)
EKSPOR KAIN SARUNG KE NEGERI YAMAN
Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di kawasan timur tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
Kain sarung asal Indonesia. menurut H. Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung cukup besar di kawasan timur tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke kawasan tersebut.
Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi daya tarik bagi masyarakat di kawasan timur tengah. Jenis kain ini tidak panas jika dipakai pada siang hari dan hangat jika dipakai pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya tarik. Sebagian besar memilih kain yang bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.
H. Sultoni mendirikan usaha tenun tradisional ini sejak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produki tekstil sangat ketat,berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. Salah satu kejeliannyaadalah memproduksi kain tenun sarung khusus dari bahan rayon. Jenis kain sarung dari bahan rayon ini memiliki pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati jika dipasarkan di kawasan yang memiliki suhu ekstrem, seperti kawasan timur tengah.
Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni sejak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya ia menggunakan jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, usaha tersebut makin bertambah besar.
Keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat karena dapat menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.
(diadaptasi dari : Wirausaha dan Keuangan, Edisi 94/2012:65)
0 komentar:
Posting Komentar