Teks Eksposisi

         Pada era global ini, pasar cenderung bergerak bebas. Kebebasan ekonomi pasar diperjuangkan sejalan dan seiring dengan kebebasan politik. pada saat yang sama pula, muncul perjuangan untuk menegakkan kebebasan berpendapat.




          Kegiatan politik yang dibelenggu sering diikuti atau didahului dengan pelarangan berpendapat. Kebebasan berpendapat yang dirampas merupakan tanda kehidupan politik yang tidak sehat di sebuah negara. Negara yang tidak memberikan kesempatan untuk berpendapat tidak akan terjamin kehidupan bernegara yang demokratis. Maka dari itu kebebasan berpendapat dan berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara dapat berlomba dengan negara lain untuk meningkatkan kesejahteraan warga melalui pertumbuhan ekonomi.

Lalu apa hubungannya dengan teks eksposisi? pasti teman-teman bertanya-tanya yang dari tadi saya bahas hanya kebebasan berpendapat, lalu hubungannya dengan teks eksposisi itu apa?

          Sebenarnya hubungannya sangat erat antara pengertian teks eksposisi dan kebebasan berpendapat, sebenarnya tadi cuma pembukaan dan sekedar menyinggung topik pembahasan.
          Yasudahlah daripada panjang lebar, jadi gini lho teman-teman, teks eksposisi adalah teks yang menjelaskan berbagai macam informasi dan didalamnya terdapat argumentasi yang bersifat fakta dan akurat dan bertujuan untuk menambah maupun memperluas wawasan. Nah, ada hubungannya kan dengan kebebasan berpendapat. Teks aja saling berhubungan erat, masa kita enggak... loh..loh... *curhat hehehe :)

Daripada dengerin curhatan saya yang gak pasti, mending saya kasih tahu yang pasti-pasti deh. Nah, berikut ini merupakan struktur teks eksposisi:
1. Tesis
 yaitu pernyataan pendapat
2. Argumentasi
 yaitu pendapat
3. Penegasan ulang pendapat

Selain itu ada apa lagi sih bagian-bagian penting di dalam teks eksposisi? Nah, teks eksposisi itu punya kaidah loh.. . Berikut kaidahnya..:
1. Kohesi
 yaitu bahasanya menjadi kesatuan
2. Koherensi
 yaitu perpaduan dan persatuan
3. Konjungsi
 yaitu kata penghubung
4. Ejaan


Sebelum saya kasih beberapa contoh, ada baiknya kalau saya memberi tahu teman-teman "Bagaimana sih langkah-langkah membuat teks eksposisi?", Rumit atau nggak sih?. Gampang kok teman-teman, lebih gampang lagi kalau teman-teman tahu langkah-langkahnya. Nah, berikut ini merupakan langkah-langkahnya:
1.Menentukan tema atau topik permasalahan
2. Mencari informasi yang sesuai dengan tema
3. Membuat kerangka (Tesis, Argumentasi, Penegasan ulang pendapat)
4. Mengembangkan Kerangka tersebut
5. Menyunting dan mengedit teks yang telah di buat
6. Menulis ulang 
7. Menentukan judul
8. Mempublikasikan

Sudah tahu strukturnya? Sudah. Sudah tahu kaidahnya? Sudah. Sudah tahu langkah-langkahnya? Sudah mahir hahaha... . Ok, langsung ke contohnya ya teman... . Silahkan dibaca :)




EKONOMI INDONESIA AKAN MELAMPAUI JERMAN DAN INGGRIS


          Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan International Monetery Fund (IMF)/ World Bank (WB) 2012 Tokyo, 9-14 Oktober 2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media itu mengangkat hasil riset dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030.
          Keyakinan itu tentu beralasan. Indonesia diperkirakan memiliki ekitar 90 juta orang yang berada di kelompok consuming class. Angka ini adalah angka terbesar di dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai pendapatan nasional sebesar 1,8 triliun dolar AS dari sektor pertanian, konsumsi, dan energi.
          Indonesia saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju ke arah tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. Angka itu akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017. Pada tahun 2030 hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang berada di atas ekonomi Indonesia.
          Kekuatan terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang didukung oleh kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan konsumsi domestik dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Melihat potensi yang sedemikian besar, dalam beberapa side meeting sidang IMF yang sempat saya ikuti, para investor asing mengharapkan makin banyak pilihan investasi di Indonesia.
          Harapan ara investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi Indonesia. Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (financial deepening) menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi para investor. Di sisi lain, pembenahan di sektor riil dan infrastruktur perlu terus dilakukan secara serius guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara.
           Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran 5 persen hingga 6 persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah jumlah masyarakat kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan per kapita lebih dari 3.600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan hingga 7 persen, jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai 170 juta orang.
          Berbagai perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali mengingatkan kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum yang sedang kita lalui saat ini.
          Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan lain, prediksi para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan ada di tangan kita semua saat ini.

(diadaptasi dari Junanto Herdiawan, "Ekonomi Indonesia Lampaui Jerman", http:/ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/10/15/ekonomi-indonesia-lampaui-jerman-501268.html)





MANFAAT JAMU TRADISIONAL

          Seiring dengan kemajuan zaman, banyak hal mengalami kemajuan. Yang paling mencolok adalah kemajuan teknologi yang makin canggih dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, secara ekonomis, masyarakat juga dapat makin menjangkau teknologi informasi dan teknologi kesehatan.
          Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan penyakit modern, seperti diabetes.
          Berikut adalah kelebihan-kelebihan obat tradisional (Katno, Balitro Tawangmangu, dan S. Pramono, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Tribun Yogya edisi 16 Oktober 2011).
1. Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila digunakan secara tepat, baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian, pemilihan bahan maupun penyesuaian dengan indikasi tertentu.
2. Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional (komponen bioaktif tanaman obat).
3. Satu tanaman yang sangat murah mempunyai banyak manfaat farmakologi.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik, seperti diabetes, kolesterol, batu ginjal, dan hepatitis (metabolik) dan penyakit degeneratif, seperti rematik, asma, tukak lambung, ambeien, dan pikun.

          Keunggulan obat tradisional jika dibandingkan dengan obat modern lebih aman dan ekonomis. Apabila dikonsumsi dalam waktu lama dan terus menerus, obat modern akan mengakibatkan efek samping yang dapat memicu penyakit baru.

(diadaptasi dari http://4loveandlife.blogspot.com/2012/06/manfaat-jamu-tradisional.html)





INTEGRASI ASEAN DALAM PLURILINGUALISME

          Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi. Organisasi Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah merancang bentuk komunikasi sosial budaya. Komunitas Asean mulai berlaku pada tahun 2015. Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plirilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa negara lain.
          Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada kenyataannya, semangat Komunitas Asean sama dengan masyarakat Uni Eropa (Europeans United in DDiversity). Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tent telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh the Council of Europe dengan dokumen teknis Common European Framework of Reference (CEFR) for Languages. Kebijakan bahasa itu mendorong warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa.
          Lebih lanjut, keanekaragaman bahasa Eropa dikelola dalam satu model kompetensi berbahasa Eropa. Model CEFR itu ditetapkan berisi enam peringkat kompetensi, yaitu A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Europass Language Passport sudah menetapkan C2 sebagai peringkat tertinggi dan A1 terendah. Menurut pengalaman seorang warga Uni Eropa, sebagai contoh penerapan kebijakan ini, siapa pun yang berasal dari luar Jerman (bukan warga negara Jerman) ketika hendak menikah dengan pasangannya di negara ini, wajib memiliki paspor bahasa Jerman dengan lulus uji bahasa Jerman sekurang-kurangnya peringkat kompetensi A1.
          Jika skema "paspor bahasa" seperti yang berlaku di Uni Eropa itu diadopsi oleh bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam kerangka Komunitas Asean, yakinlah kebijakan bahasa ini akan multiguna. Selain berguna untuk penghormatan atas adanya perbedaan bahasa kebangsaan negara anggota Asean, sebagaimana disebutkan dalam Cetak Biru Komunitas Sosial budaya Asean, kebijakan ini juga memberikan kegunaan praktis bagi rakyat Asean untuk saling berkomunikasi sesuai dengan latar bahasa dan budaya setiap warga Asean.
        Sebagai organisasi yang berbasis kerakyatan (people-centered organization), Asean tentu tidak boleh bermain "pukul rata" agar semua rakyat Asean saling berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Apabila Komunitas Asean dibentuk tanpa kebijakan plurilingualisme, agaknya rakyat Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. Jika penghuni kawasan Asean dituntun hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. Ketika itu, bangsa Indonesia bukanlah pemenang, melainkan pecundang!

(diadaptasi dari artikel pendapat yang ditulis oleh Maryanto, pemerhati politik bahasa, di Koran Tempo, 13 Desember 2010)






UNTUNG RUGI PERDAGANGAN BERAS

           Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan tau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia.
         Perdagangan luar negeri memang berperan penting untuk menciptakan penggunaan sumber daya secara efisien. Setiap negara akan memproduksi barang spesialisinya dan produksi itu memberikan keunggulan mutlak untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya. Kenaikan pendapatan semacam itu tidak akan diperoleh jika perdagangan antarnegara dibatasi.
       Penjelasan mengenai perdagangan bebas tidak hanya berkisar keunggulan mutlak, tetapi juga keunggulan komparatif. SEbagai ilustrasi, Inggris dapat memproduksi satu unit pakaian dalam satu tahun dengan tenga 100 orang buruh dan satu unit anggur dengan tenaga 120 buruh. Sementara itu, Portugal hanya memerlukan 90 orang buruh untuk satu unit pakaian dan 80 orang buruh untuk satu unit anggur.
          Dalam ilustrasi, Portugal memiliki keunggulan mutlak dalam dua barang tersebut. Namun, Inggris dan Portugal masih akan mendapatkan untung apabila mereka memiliki hubungan perdagangan. Portugal lebih beruntung jika memproduksi anggur dan Inggris tidak terlalu merugi jika memproduksi pakaian. Dengan memproduksi barang yang unggul secara komparatif, dua negara itu dapat meraih untung. Dengan menekankan keuntungan spesialisasi dan pertukaran, perdagangan internasional meningkatkan efisiensi, perolehan laba,dan standar hidup, serta jumlah komoditas yang tersedia.
          Di sisi lain, gerakan proteksionisme tetap menentang teori pasar bebas. Pendukung perdagangan bebas sering dicap sebagai kelompok neoliberalis, kapitalis, dan pro-barang impor atau pro-asing. Pemerintah diminta tidak terlalu liberal agar kesejahteraan nasional meningkat neraca perdagangan makin tidak berimbang. Pertumbuhan ekspor lebih rendah daripada impor. Indikatornya terlihat dari rendahnya rata-rata bea masuk brang impor ke Indonesia.
          "Saat ini bea masuk barang impor yang diterapkanpemerintah rata-rata 6,8 persen," kata seorang peneliti ekonomi Indonesia. Ekonomi itu membandingkan Indonesia dengan negara lain, seperti Cina yang telah mematok tarif be masuknya rata-rata 10 persen. Politik antidumping Indonesia sangat lemah sehingga kinerja impor meningkat dan kinerja ekspor menurun.
          Penerapan perdagangan bebas masih perlu kita pertimbangkan lebih berhati-hati di Indonesia. Selma dampak negatif belum dapat terukur, Indonesia tidak dapat diharapkan memperoleh untung dari perdagangan bebas. Kerugian negra akan sangat besar ketika kita salah langkah menerapkan perdagangan bebas.

(diambil dari berbagai sumber, terutama Sinar Harapan, 17 Oktober 2012)






PEMIMPIN SOSIAL DAN POLITIK TIDAK HARUS MEMPUNYAI PENDIDIKAN FORMAL YANG TINGGI


          Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin tau menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya "mempelajari" teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat.
          Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin sosial atau pemimpin politik yang bagus padakemudian hari tidak selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk menuju kesuksesan.
          Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke punck kesuksesannya.
          Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diagkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukankarena pendidikan formalnya, melainkn karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamka dalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena peengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat termansyur di dunia.

(didaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam bahas Inggris, 2003:61-62)






Nah, selanjutnya teks eksposisi dalam bentuk puisi. Selamat membaca :)




SEONGGOK JAGUNG
 Karya W.S. Rendra


Seonggok jagung di kamar,
takkan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya hanya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan...

Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya,

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya!

Aku bertanya
apakah gunanya pendidikan,
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota,
menjadi sekrup-sekrup di Schlumberger, Freeport, dan sebagainya,
kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang
belajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra,
atau apa saja,
ketika ia pulang ke rumahnya, lalu berkata:


"Di sini aku merasa asing dan sepi!!"

1 komentar

  1. tidak terdapat yang saya butuhkan dan kurang lengkap artikelnya

    BalasHapus

My Instagram